Diaadalah dzat yang Maha Memiliki tentu memiliki hak yang paling tinggi dibandingkan dzat lainnya terlebih diantara makhluknya. Tauhid adalah hak Allah yang paling mendasar dan paling berharga dalam amalannya. Berakhlak kepada Allah adalah menempatkan dan menjalankan hak Allah sesuai tempatnya. Secara tegas Allah menekankan bahwa kita adalah Dandiantara hikmah ibadah haji ini adalah. 1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah. Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. AdapunAsyura' adalah hari sedih dan tidak mungkin ada kebahagian di dalamnya dikarenakan mengingat terbunuhnya sayyidina Husein di hari itu. Namun tidak dibenarkan pada hari itu melakukan ritual yang lain melebihi dari berpuasa dan tausi'ah (memberi belanja lebih) pada keluarga karena pada dasarnya hari itu sendiri adalah hari yang utama " DariAbu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya" [1]. Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan berakhlak baik dalam sikap dan DaftarIsi [ sembunyikan] 1 Adab Terhadap Tetangga Menurut Islam. 1.1 Memberi salam dan menyapa. 1.2 Tidak lama-lama berbicara. 1.3 Tidak banyak bertanya. 1.4 Memberi kenyamanan. 1.5 Saling berbagi makanan. 1.6 Ikut bersuka cita dalam kebahagiaan dan berduka cita dalam duka mereka. 1.7 Memberi pertolongan saat dibutuhkan. Adabcukur rambut bayi dalam Islam. Adab memotong rambut dalam Islam. Adab menyamnpaikan nasihan dalam Islam. A dab puasa Ramadhan. 3. Memelihara hak tetangga. Salah satu hal yang harus kita utamakan adalah memelihara hak tetangga. Hak tetangga yang perlu kita jaga adalah melindungi harta mereka dari orang jahat, serta memberikan beberapa hadiah. Diantaraakhlak baik seorang Muslim adalah memuliakan tetangga. Sebab bisa jadi tetangga orang pertama yang membantu ketika dalam kesulitan. Hikmah; Pentingnya Memuliakan Tetangga. Ini Penjelasannya . Feri Heryanto - Rabu, 25 Agustus 2021 | 07:33 WIB Tapi yang lebih penting dari itu berbuat baik kepada tetangga adalah semata-mata karena Zakatadalah rukun Islam keempat yang memiliki makna membersihkan harta para muzakki. Hikmah berzakat yang disalurkan para wajib zakat dapat membantu para penerima manfaat zakat (mustahik) memiliki kehidupan dan kesejahteraan yang meningkat. Dalam Al-Qur'an, perintah berzakat hampir selalu beriringan dengan perintah shalat. Hal ini menandakan Dan sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah yang terbaik kepada tetangganya." (HR. Tirmidzi). Seorang muslim selain perlu berakhlak mulia juga kita harus bersikap jujur. Berikut beberapa keuntungan ketika kita berakhlak baik dan bersikap jujur yang dilansir dalam buku "Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1" oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri: 1. 1 Saling Menghormati. Menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Sholallohu'alaihi wasalam bersabda: Dari Abu Hurairah Rodiallohu'anhu, bahwa. Artinya: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya" (Muttafaq 'alaih). Dlsk. Yang dinamakan tetangga mencakup seorang muslim dan seorang kafir, seorang ahli ibadah dan seorang fasik, teman dan musuh, orang asing dan orang senegri, orang yang bisa memberi manfaat dan orang yang memberi madharat, orang dekat dan orang jauh serta yang paling dekat dengan rumahnya dan paling jauh. Ada beberapa pendapat tentang batasan tetangga Al-Uza’i berpendapat Empat puluh rumah dari setiap arah’. Ibnu Syihab juga berpendapat demikian. Ali bin Abi Thalib berkata Siapa saja yang mendengar panggilan, maka dia adalah tetangga masjid’. Sekelompok manusia berkata ’Barangsiapa tinggal bersama seseorang disuatu tempat atau kota, maka dia adalah tetangga. Rasulullah Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. Banyak cara dan kiat untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati dan cinta para tetangga, serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka. Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut 1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya. Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". Muttafaq 'alaih Beliau Saw juga bersabda, "Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!, Mereka para sahabat bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahyu anhu ia berkata, "Wahai Rasulullah! Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Saw menjawab, "Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?" HR. al-Bukhari 2. Memulai Salam. Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu rendah hati seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt berfirman, وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ "…Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." QS. 1588. Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Rasulullah Saw bersabda, "… Maukah aku beritahu kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai Tebarkan salam di antara kalian." HR. Muslim 3. Bermuka Berseri-seri ceria saat Bertemu. Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dari Jarir bin Abdullah ra ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah Saw melihatku kecuali ia tersenyum padaku." 'alaih. 4. Menolong Saat dalam Kesulitan. Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin suku asy'ari adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." HR. Muttafaq 'alaih. 5. Memberikan Penghormatan yang Istimewa. Intervensi dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab yang dapat menimbulkan ketidakharmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan hal-hal yang sangat pribadi. Contoh “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu tiap bulan?” “Berapa uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain sebagainya. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi Saw juga bersabda, "Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." HR. at-Tirmidzi. 6. Menerima Udzur permohonan maaf. Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita. 7. Menasehati dengan Lemah Lembut. Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika. Allah Swt sungguh telah memuji Nabi Saw dan mengaruniakan sifat lemah lembut kepada beliau, sebagai- mana firman-Nya, فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ artinya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…" QS. Ali 'Imran 159. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan." HR. Muttafaq 'alaih. 8. Menutup Aib. Seorang mu'min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah. Dengan sikap ini pula kita akan meraih simpati dan cinta tetangga. Nabi Saw bersabda, "Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di Akhirat." HR. Muslim. 9. Saling Berkunjung. Nabi Saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, "Sesungguhnya ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah Swt mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat tadi bertanya kepadanya, "Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, "Saya mau mengunjungi saudaraku di kampung." Lalu ia bertanya kembali, "Apa kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, "Tidak, tetapi karena saya mencintainya karena Allah”. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Swt kepadamu, dan sesungguhnya Allah Swt mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya." HR. Muslim. Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan kita untuk kali berikutnya. 10. Bersikap Ramah. Di antara sekian banyak kiat sukses meraih simpati para tetangga dan mempererat hubungan di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya. Allah Swt berfirman, قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ artinya, "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun". QS. Al-Baqarah 263. Nabi Saw bersabda, "Saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." HR. al-Bukhari. Demikianlah sahabat bacaan madani adab atau etika terhadap tetangga dan masyarakat. Mudah-mudahan adab-adab tersebut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن واله Masalah adab bertetangga adalah masalah yang besar, bahkan disebutkan orang yang menyia-nyiakan hak tetangga akan menghalangi seseorang akan masuk surga. Disebutkan dalam sebuah hadits, ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan tentang perihal seorang wanita yang rajin shalat malam dan puasa di siang hari, akan tetapi dia tidak bisa menjaga lidahnya dengan selalu menyakiti tetangganya, maka Rasulullah mengatakan kepadanya Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.[1] Hak Kepada Tetangga Berkaitan dengan hak tetangga sangatlah diperhatikan dalam syari’at ini. Lihatlah bagaimana rasulullah ketika menuturkan dirinya di saat malaikat jibril alaihis salam yang selalu datang kepadanya dan mengatakan ” ما زال جبريل يوصيني بالجارحتى ظننت أنه سيورثه “. “Senantiasa jibril alaihis saalam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku menyangka dia akan mendapatkan warisan” HR. Bukhari 104 dalam Adabul Mufrad Di antara bentuk adab seorang muslim terhadap tetangga adalah Memilih Tetangga Yang Baik Di Sekitarnya Dalam hadits disebutkan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda “أربع من السعادة المرأة الصالحة، والمسكن الواسع، والجار الصالح، والمركب الهنيء” “Ada empat hal seorang mendapatkan kebahagian, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman.” Hibban 4032 Mencintai Tetanga Dan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan dalam haditsnya وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ قَالَ لأَخِيهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. “Demi Allah, seorang hamba tidak akan beriman sampai dia mencintai tetangganya –atau beliau mengatakan untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya” HR. Muslim 180 Bahkan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم jelas mengatakan “ليس المؤمن الذي يشبع، وجارُه جائع”. “Bukanlah termasuk orang yang beriman yang merasakan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar” HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 112 dan disahihkan oleh syaikh Albani dalam As-Shahihah 149 Tidak Mengganggu Tetangga Menyakiti tetangga ada beberapa bentuknya, bisa dengan ucapan misalnya mencaci makinya dan menghinanya. Atau dengan perbuatan, misalnya dengan memukulnya, Maka ini termasuk perkara yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan ini bukanlah termasuk sifat orang beriman yang suka berbicara kotor atau melaknat dan berbuat keji. Karena syariat begitu perhatiannya dalam masalah ini, yang sangat erat hubungannya antara keimanan seseorang kepada Allah dan hari akhir yaitu dengan berbuat baik kepada tetangganya. Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ » “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia menyakiti tetangganya” HR. Bukhari 5185 Bahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersumpah sebanyak tiga kali menyatakan seseorang tidak akan sempurna imannya dengan selalu menyakiti tetangganya dengan gangguannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن قالوا وما ذاك يا رسول الله قال جار لا يأمن جاره بوائقه قالوا فما بوائقه يا رسول الله قال شره “Demi Allah tidak akan beriman beliau mengatakan sebanyak 3 kali maka para sahabat bertanya kenapa ya Rasulullah! Maka dia mengatakan seseorang yang tidak merasakan aman tetangganya karena gangguannya,mereka bertanya, seperti apa gangguannya, maka rasul menjawab berupa kejelekannya” HR. Al-hakim dalam Mustadrak 21 Dalam riwayat Muslim disebutkan لا يدخل الجنة من لا يأمَن جارُه بوائقه» “Tidak akan masuk surga orang yang tidak merasakan aman tetangganya karena dengan gangguannya” Bersabar Terhadap Tetangga Sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam haditsnya tentang tiga hal yang dicintai Allah, salah satunya beliau sebutkan tentang رَجُلٌ لَهُ جَارُ سَوْءٍ فَهُوَ يُؤْذِيهِ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ فَيَكْفِيهِ اللَّهُ إِيَّاهُ بِحَيَاةٍ أَوْ مَوْتٍ “Seseorang yang memeiliki tetangga yang buruk akhlaknya, maka tetangga tersebut menyakitinya maka dia bersabar terhadap gangguannya maka Allah akan mencukupinya dengan berbuat baik kepadanya dengan kematian atau kehidupan” HR. Baihaqi di As-Sunan Al-Kubra 18971 Berbuat Baik Kepada Tetangga Yang Muslim Maupun Non Muslim. Tidak diragukan bahwasanya Rasulullah memiliki akhlak yang mulia. Seperti halnya Allah memuji nabi-Nya dengan akhlak yang mulia, maka tercermin dalam kehidupan sehari-harinya dengan berbuat baik kepada tetangganya baik yang muslim maupun non muslim. Lihatlah bagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika salah seorang sahabatnya Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu ketika menyembelihkan kambing untuk beliau dan berkata kepada budaknya, seraya mengatakan “apakah engkau sudah memberikan hadiah untuk orang yahudi ? apakah engkau sudah memberikan untuk orang yahudi?” Karena aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda “senantiasa jibril alaiahis salam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku mengira akan mendapatkan warisan terhadapnya”. والله تعالى أعلم وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم [1] Lihat al-mustadrak al-hakim 7305 “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” HR Bukhari-Muslim.Ada banyak hadits tentang tetangga yang telah disabdakan Rasulullah. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim di atas. Di situ, Rasulullah jelas dan tegas menyerukan kepada mereka yang mengaku beriman kepada Allah untuk berbuat baik kepada tetangga, bukan malah adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendirian, butuh orang lain dalam menjalani kehidupan ini. Dan tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan kita. Bahkan -karena rumahnya yang dekat dengan rumah kita- tetangga lebih mengetahui segala tingkah polah kita, dibandingkan keluarga sendiri yang tinggal memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Mereka harus disayangi dan diperlakukan dengan baik. Dalam hadits Rasulullah yang lain disebutkan bahwa seorang dianggap Muslim manakala mereka berbuat baik kepada tetangganya. Akan tetapi, tidak semua orang orang memiliki hubungan yang harmonis dengan tetangganya. Tidak sedikit dari mereka yang musuh-musuhan dengan tetangganya karena suatu hal memuliakan dan berbuat kepada tetangga, Rasulullah telah memberikan teladan yang baik kepada kita. Dikisahkan, suatu ketika pada saat Abu Hurairah kelaparan Rasulullah lewat di depannya. Kemudian Rasulullah meminta Abu Hurairah untuk mengikutinya. Sesampai di suatu tempat, Abu Hurairah mendapati ada susu setempayan. Rupanya harapan Abu Hurairah meleset. Rasulullah tidak langsung memintanya untuk meminum susu. Malah Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk memanggil ahli shuffah, tetangga Rasulullah yang sangat miskin, lemah, dan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka menjadi tetangga Rasulullah karena tinggal di emperan Masjid Nabawi. Sementara rumah Rasulullah menyatu dengan Masjid Nabawi. “Pergilah ke ahli shuffah, undang mereka ke sini,” perintah Rasulullah kepada Abu Hurairah, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta saat ahli shuffah datang, Rasulullah langsung menyuruh mereka untuk meminum susu tersebut. Satu per satu ahli shuffah meminum susu tersebut sampai puas. Setelah semuanya kebagian, Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk meminum sisa susunya hingga puas. Rasulullah sendiri juga meminum susu sisa ahli shuffah itu. Iya, Rasulullah adalah orang yang sangat perhatian dengan tetangganya. Apakah tetangganya sudah makan atau belum. Rasulullah tidak membiarkan dirinya kenyang sendiri sementara tetangganya dalam keadaan kelaparan. Perhatian Rasulullah dalam hal ini juga ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di menerima hadiah, Rasulullah memberi sebagian untuk istrinya dan sebagian yang lain untuk tetangganya, ahli shuffah. Sementara jika menerima sedekah, Rasulullah langsung memberikan semua kepada tetangganya tanpa mengambilnya sedikitpun. Dikisahkan, suatu ketika Fatimah meminta bagian sedekah dari Rasulullah. Rasulullah menolaknya, meski Fatimah pada saat itu sangat membutuhkan. Rasulullah lalu memberikan semua harta sedekah itu kepada ahli shuffah. Rasulullah juga sangat menjaga ucapan dan perkataan agar tidak menyakiti tetangganya. Apalagi menggunjing dan membuka aib tetangga di depan khalayak umum. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah menegaskan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti apa yang harus dilakukan apabila tetangga berbuat jahat kepada kita? Dalam hal ini pun Rasulullah sudah memberikan rambu-rambu. Rasulullah menyarankan untuk tetap berbuat baik kepadanya dan bersabar. Dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah menuturkan bahwa salah satu orang yang dicintai Allah adalah mereka yang tetap bersabar meski tetangganya menyakitinya. A Muchlishon Rochmat